Kinerja Fase Perdana NOBI Dana Kripto Indeks Kelas A: Pengendalian Risiko untuk Imbal Hasil Berkelanjutan

Kinerja Fase Perdana NOBI Dana Kripto Indeks Kelas A: Pengendalian Risiko untuk Imbal Hasil Berkelanjutan

Sejalan dengan berakhirnya mandat investasi, pada 6 November 2025 NABDK per Unit Kripto NOBI Dana Kripto Indeks Kelas A (“NOBI DK”) ditutup di level Rp895,65, lebih rendah 10,43% dibanding nilai pada 7 Agustus 2025. Sepanjang periode berjalan, pergerakan NOBI DK relatif lebih terkendali saat volatilitas meningkat. Seluruh keputusan investasi NOBI DK selama periode pengelolaan diambil sesuai strategi dan kebijakan investasi yang tercantum dalam prospektus. Strategi dan kebijakan investasi tersebut dirancang untuk memungkinkan partisipasi yang memadai pada pada kondisi pasar yang bullish, tercermin dari NABDK per Unit Kripto NOBI DK yang sempat mencapai titik tertinggi di Rp1.100,06 pada tanggal 14 Agustus 2025, sekaligus melakukan penyesuaian portofolio ketika pasar terkoreksi sehingga membantu mengurangi risiko penurunan yang lebih dalam.

Sejak awal periode berjalan hingga pertengahan September, pergerakan NOBI DK lebih stabil dengan fluktuasi harga yang lebih kecil. Ketika harga Aset Kripto naik cepat karena ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, NOBI DK tetap konsisten pada strategi yang tercantum dalam prospektus, yaitu mengikuti tren berbasis indikator pasar Kripto untuk mengambil keputusan investasi. Pendekatan ini membantu menghindari euforia berlebihan di fase awal sehingga eksposur portofolio tetap terukur apabila sentimen berbalik. Menjelang pengumuman suku bunga The Fed, Bitcoin sempat menyentuh puncak September di level Rp1.990.000.000, diikuti Ethereum di level Rp77.500.000 dan Solana di level Rp4.175.000. Setelah itu ketiganya mengalami koreksi yang signifikan; dari puncaknya, Bitcoin turun 10,30% ke Rp1.785.000.000, Ethereum melemah 16,51% ke Rp64.702.000, dan Solana terkoreksi 23,04% ke Rp3.213.027. Kalibrasi posisi yang terukur membantu portofolio tidak terlalu terekspos pada fase penurunan tersebut. Sebagai perbandingan, pada September NOBI DK mencatat drawdown (penurunan maksimum) sekitar 7,42%, lebih rendah daripada drawdown masing masing Aset Kripto pada bulan yang sama.

Hal serupa terjadi pada Oktober, bulan yang kerap disebut sebagai “Uptober”, dan data sejak 2013 memang menempatkan periode ini sebagai bulan dengan kinerja terkuat bagi Bitcoin dengan median imbal hasil sekitar 21%. Pada minggu pertama, harga Aset Kripto naik signifikan dan mencapai titik tertinggi selama periode berjalan. Bitcoin menyentuh rekor baru di level Rp2.080.000.000 pada 6 Oktober 2025, Ethereum menguat ke Rp78.761.000 pada tanggal yang sama, dan Solana bergerak naik ke Rp3.925.000. Namun memasuki minggu kedua Oktober, pasar berbalik sangat cepat. Koreksi yang terjadi termasuk salah satu yang tercepat dan terdalam pasca halving, sehingga praktis menghapus seluruh kenaikan pada minggu pertama. Pemicu utamanya adalah pengumuman Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 10 Oktober 2025 mengenai tarif tambahan 100% untuk barang asal Tiongkok. Pada hari yang sama, pasar Kripto mencatat likuidasi terbesar sepanjang sejarah, sekitar 19 miliar dolar AS. Bitcoin turun ke Rp1.736.800.000 atau melemah 16,50% dari puncaknya; Ethereum turun ke Rp61.557.000 atau terkoreksi 21,84%; dan Solana melemah ke Rp2.960.920 atau turun 24,56% dari level tertinggi bulan itu.

Sepanjang Oktober, drawdown NOBI DK berada di kisaran 9,89%, menunjukkan tekanan yang lebih terbatas dibandingkan dengan Bitcoin, Ethereum, dan Solana. Sentimen negatif berlanjut pada minggu pertama November. Bitcoin, Ethereum, dan Solana sempat menyentuh titik terendah di sekitar Rp1.662.501.000, Rp51.500.000, dan Rp2.460.003, sebelum ditutup pada 6 November di Rp1.708.000.000, Rp55.300.000, dan Rp2.615.000.

Sepanjang periode berjalan, NOBI DK menunjukkan profil kinerja yang seimbang antara potensi pertumbuhan dan pengendalian risiko. Drawdown NOBI DK tercatat sekitar 18,70%, sedikit lebih tinggi dibanding Bitcoin (17,88%), namun secara signifikan lebih rendah dibanding Ethereum (29,79%) dan Solana (33,38%). Dengan disiplin menjalankan strategi dan kebijakan investasi sebagaimana tercantum dalam prospektus, NOBI DK tetap menangkap peluang ketika harga Aset Kripto bergerak naik, sekaligus menjaga eksposur ketika pasar Kripto memburuk.

Fase NOBI Dana Kripto Indeks Kelas A berikutnya akan segera hadir. Nantikan update terbaru di akun instagram resmi kami @nobidanakripto.

Share This Post