Kinerja NOBI Dana Kripto Bulan Oktober 2025: Uptober yang Tertahan, Fundamental Masih Kuat

Kinerja NOBI Dana Kripto Bulan Oktober 2025: Uptober yang Tertahan, Fundamental Masih Kuat

Pada akhir Oktober 2025, harga Nilai Aset Bersih Dana Kripto (NABDK) per Unit Kripto dari produk NOBI Dana Kripto Indeks Kelas A ditutup di level Rp907,63. Angka ini mencerminkan koreksi sebesar 7,27% jika dibandingkan dengan posisi akhir September 2025. Pasar Kripto memang kerap menyebut Oktober sebagai “Uptober”, dan data sejak 2013 memang menempatkan bulan ini sebagai periode dengan kinerja bulanan terkuat bagi Bitcoin dengan median imbal hasil sekitar 21%. Namun demikian, pada Oktober 2025 harga Bitcoin, Ethereum dan Solana justru terkoreksi karena tekanan makro dan likuidasi besar pada pertengahan bulan.

Periode 1 s/d 6 Oktober 2025 menjadi fase pembukaan yang sangat kuat bagi Bitcoin, Ethereum dan Solana. Bitcoin naik dari sekitar Rp1.885.359.405 pada awal bulan dan mencapai rekor baru sekitar Rp2.080.000.000 pada 6 Oktober 2025. Ethereum ikut menguat dari sekitar Rp71.170.495 menjadi sekitar Rp78.761.000 pada tanggal yang sama. Solana juga bergerak naik dari sekitar Rp3.500.172 menjadi sekitar Rp3.925.000. Faktor yang mendukung kenaikan tersebut antara lain ekspektasi pelonggaran lanjutan dari The Fed setelah pemangkasan suku bunga 25 bps pada September 2025, serta arus masuk ke ETF Bitcoin di Amerika Serikat yang mencapai sekitar 2,1 miliar dolar AS pada pekan pertama Oktober.

Namun memasuki minggu kedua Oktober 2025, pasar berbalik sangat cepat. Penurunan pada periode ini menjadi salah satu koreksi tercepat dan terdalam pasca halving, dan praktis menghapus seluruh kenaikan “Uptober” pada minggu pertama. Pemicu utamanya adalah pengumuman Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 10 Oktober 2025 mengenai tarif tambahan 100% untuk barang asal Tiongkok. Pada hari yang sama, pasar Kripto mengalami likuidasi terbesar sepanjang sejarah, sekitar 19 miliar dolar AS. Bitcoin sempat turun ke titik terendah Oktober 2025 di sekitar Rp1.736.800.000, atau melemah 16,50% dari puncaknya. Sementara itu, Ethereum ikut turun ke sekitar Rp61.557.000 atau terkoreksi 21,84%. Adapun Solana juga melemah ke sekitar Rp2.960.920 atau turun 24,56% dari level tertinggi pada bulan yang sama.

Setelah tekanan pada minggu kedua mereda, harga Bitcoin, Ethereum, dan Solana sempat bergerak naik meskipun masih berada di bawah level 6 Oktober. Pemulihan ini ditopang oleh perkembangan positif dalam pembicaraan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok pada akhir Oktober 2025, di mana Tiongkok menyatakan siap menunda pembatasan ekspor rare earth dan Amerika Serikat membuka ruang untuk tidak menerapkan tarif 100%. Namun pernyataan hawkish dari The Fed pada 29 Oktober, yang tidak menjamin akan ada pemangkasan lagi pada sisa tahun ini, kembali menekan pasar Kripto. Bitcoin, Ethereum, dan Solana masing masing ditutup di level Rp1.836.159.000, Rp64.260.000, dan Rp3.119.366 pada akhir Oktober. Jika dibandingkan dengan akhir September, ketiganya turun 2,61%, 9,71%, dan 10,88%.

Memasuki November 2025, kami berpendapat bahwa prospek Bitcoin masih positif. Adopsi institusional masih berlanjut, pasokan setelah halving semakin terbatas, dan arus ETF sejauh ini masih menjadi katalis positif bagi pergerakan Aset Kripto. Dalam jangka pendek, pasar tetap akan sensitif terhadap pernyataan The Fed dan dinamika pembicaraan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Meskipun demikian, struktur pasar setelah pengurangan posisi spekulatif pada bulan Oktober terlihat lebih stabil, sehingga ruang untuk pemulihan kembali terbuka.

Share This Post