Kinerja NOBI Dana Kripto Bulan September: Stabilitas Terjaga, Penurunan Terkendali.

Kinerja NOBI Dana Kripto Indeks Kelas A September 2025: Stabilitas Relatif Terjaga, Penurunan Terkendali di Tengah Volatilitas Pasar Kripto.
Pada akhir September 2025, harga Nilai Aset Bersih Dana Kripto (NABDK) per Unit Kripto dari produk NOBI Dana Kripto Indeks Kelas A ditutup di level Rp 978,83. Angka ini mencerminkan koreksi moderat sebesar 4,78% jika dibandingkan dengan posisi akhir Agustus 2025. Koreksi ini sejalan dengan tren historis pasar Aset Kripto, di mana bulan September cenderung menjadi periode yang menantang. Sejak tahun 2013, kinerja rata-rata Bitcoin pada bulan September tercatat negatif 4,78%, menjadikannya bulan dengan performa terburuk sepanjang tahun.

Dari sisi makroekonomi, pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed pada 18 September 2025, yang semula diharapkan menjadi sentimen positif, ternyata tidak cukup kuat untuk mengangkat pasar. Sentimen investor tetap dibayangi oleh kekhawatiran terhadap potensi resesi ekonomi global. Kekhawatiran ini dipicu oleh rilis data ekonomi Amerika Serikat yang mengecewakan, seperti melemahnya laporan ketenagakerjaan, tingkat inflasi yang persisten, dan ketidakpastian kebijakan perdagangan.
Sebelum pengumuman suku bunga The Fed, Bitcoin sempat mencapai level tertingginya di bulan September pada Rp1.990.000.000, diikuti oleh Ethereum di Rp77.500.000 dan Solana di Rp4.175.000. Namun, setelah mencapai puncaknya, ketiga Aset Kripto tersebut mengalami koreksi signifikan. Dari titik tertingginya, Bitcoin turun 10,30% ke level Rp1.785.000.000, Ethereum melemah 16,51% ke Rp64.702.000, dan Solana terkoreksi paling dalam sebesar 23,04% ke harga Rp3.213.027.
Prospek Aset Kripto Bullish di Oktober Didukung Faktor Historis dan Makroekonomi
Memasuki Oktober 2025, sentimen pasar untuk Aset Kripto berbalik menjadi sangat bullish. Dukungan utama datang dari data historis sejak 2013 yang menempatkan Oktober sebagai bulan dengan kinerja bulanan terkuat untuk Bitcoin, dengan catatan median imbal hasil sebesar 21%.

Sumber: CoinGlass
Sentimen positif ini diperkuat oleh faktor makroekonomi, terutama ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter The Fed yang lebih longgar. Pasar mengantisipasi dua kali lagi pemangkasan suku bunga acuan pada Kuartal IV-2025. Peluang pemangkasan ini meningkat seiring rilis data tenaga kerja AS yang lebih lemah dari perkiraan. Selain itu, meredanya imbal hasil US Treasury yang sebelumnya sempat melonjak, serta kebijakan fiskal pemerintah yang cenderung ekspansif, turut menjadi katalis positif bagi Aset Kripto.
Share This Post